Minggu, 10 Januari 2016

Tidur 300 Tahun Lebih, Mungkinkah?




            Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari suatu kegiatan ataupun aktivitas. Setiap hari  kita melakukan aktivitas yang mungkin tidak pernah ditinggalkan. Semua aktivitas yang ada dalam hidup ini dilakukan agar hidup kita dapat bermakna, tidak hanya sekedar hidup. Kegiatan manusia di dunia ini, seperti makan, minum, mandi, mencuci, memasak, tidur, dan sebagainya. Aktivitas itu tentunya cukup menguras tenaga dan membuat kita merasa lelah. Ketika lelah, kita membutuhkan yang namanya istirahat, salah satunya dengan tidur yang cukup.

            Tidur merupakan salah satu kegiatan yang tidak pernah ditinggalkan. Setiap manusia pasti memerlukan yang namanya tidur untuk kembali memulihkan kondisi tubuh dan menyegarkan otak yang telah digunakan seharian. Di malam hari, seseorang tidur selama kurang lebih 6 sampai 8 jam. Namun, di luar dari jam tersebut, adakah manusia yang dapat tidur selama 300 tahun lebih tanpa pernah bangun? Dengan kehendak dan kuasa Allah, hal itu tidaklah mustahil dan benar adanya.
Dalam Al-Qur’an surah Al-Kahf ayat 9-26, Allah SWT. menyimpan sebuah kisah yang menceritakan hal tersebut. Tentang perjuangan beberapa pemuda beriman dalam menyeru kebaikan. Mereka adalah para pemuda yang diberi ilham dan petunjuk oleh Allah Ta’ala, yang dengan keimanan sehingga mereka mengenal Allah dan mengingkari keyakinan kaum mereka yang menyembah berhala. Mereka mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah akidah yang disertai dengan perasaan takut akan kekejaman dan kekerasan kaum mereka. Pemuda-pemuda tersebut hidup dalam suatu negeri yang dikuasai oleh raja zalim yang tidak beriman. Setiap kali pemuda-pemuda tersebut menyeru kaumnya untuk beriman kepada Allah, mereka selalu menolak dan menentang. Sehingga para pemuda tersebut berusaha melarikan diri dari para tentara yang syirik dan zalim itu. Akan tetapi, mereka tetap  berpegang teguh terhadap akidah yang  dipegangnya.
            Karena selalu ditindas dan didustakan oleh kaumnya sendiri, Allah memerintahkan mereka agar bersembunyi di gua.“ …maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu” (QS. Al-Kahf : 16)[1].
            Dengan demikian para pemuda tersebut bersama  anjingnya masuk ke dalam sebuah gua untuk bersembunyi. Dalam gua tersebut, terdapat sebuah lubang kecil yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalamnya. Para pemuda tersebut begitu kelelahan sehingga membuat mereka tertidur lelap di dalam gua. Ketika mereka bangun, mereka merasa kelaparan dan berniat keluar dari gua tersebut untuk membeli makanan. Setelah melihat situasi yang aman, merekapun keluar. Ketika hendak membeli makanan, uang yang mereka gunakan untuk membayar sudah tidak laku lagi.
            Ternyata tanpa mereka sadari zaman yang ada telah berubah drastis, orang-orang telah berevolusi menjadi lebih baik, pemimpin telah berganti, dan peradaban baru sudah  didepan mereka. Pergantian itu tidak mereka sadari karena ternyata mereka telah tertidur selama 309 tahun lamanya. “Dan mereka tinggal dalam gua tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)” (QS. Al-Kahf ayat 25). Dalam Al-Qur’an, para pemuda ini diabadikan dengan sebutan, “Ashabul Kahfi” yang berarti penghuni gua[2].
Kisah Ashabul Kahfi ini dapat kita buktikan melalui fisika dengan adanya hubungan dengan teori relativitas. Teori iniberbunyi: “Jika suatu benda, makhluk hidup, atau apa saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya) maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu”. Dalam Al-Qur’an surah Al-Kahf ayat 18 yang artinya: “Dan engkau mengira mereka tidak tidur, padahal mereka tidur; dan kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka”.          
“…Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri…” dalam kandungan ayat tersebut berarti bahwa di dalam gua mereka bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu[3].
Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan teori relativitas Einstein dengan bentuk dilatasi waktu:
 Dari penurunan rumus dilatasi waktu :                    Didapatkan:
            
Keterangan:     t1 = selang waktu menurut orang yang bergerak
                   t0 = selang waktu menurut orang yang diam
                   V = kecepatan gerak benda
                   C = kecepatan cahaya
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak). Dik: t0 = 1 hari, sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun = 109386 hari (tahun Qomariah 1 tahun = 354 hari) dan jika nilai t1 & t0 dimasukkan ke dalam rumus:
V2 = 0,99999 C2
V = 0,999999 C
Berdasarkan penjabaran tersebut, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya maka ini membutktikan bahwa peristiwa orang yang dapat tidur 300 tahun lebih tanpa pernah bangun benar-benar ada.
Dalam surah Al-Kahf pun dijelaskan dalam ayat sebelas, yang berarti: Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”. Telinga mereka ditutup karena apabila suatu benda bergerak di atas kecepatan bunyi maka akan terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang menimbulkan ledakan suara yang luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan bangunan-bangunan. Gerakannya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan gelombang yang akan menimbulkan ledakan suara. Hal itu dilakukan oleh Allah kepada para pemuda tersebut untuk melindungi gendang telinga mereka dari ledakan-ledakan dan suara yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang begitu cepat[4].
Dengan demikian, berdasarkan bukti-bukti yang telah dijelaskan, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan nyata orang yang dapat tidur di luar jam yang biasanya, yaitu dapat tidur selama 300 tahun lebih tanpa pernah bangun benar adanya.  Semua hal itu tidak mustahil terjadi dengan adanya kehendak dan mukjizat dari Allah serta adanya teori fisika yang dapat membuktikan peristiwa ashabul kahfi tersebut. Oleh sebab itu, sepatutnyalah kita lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dan menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan hidup (Amel)



[1] Aalfata. 2012. “Teori Relativitas Einstein dan Ashabul Kahfi Dalam Al-Qur’an”. (http://aalfata.blogspot.co.id/2012/08/teori-relativitas-einstein-dan-ashabul.html). Diakses tanggal 04 Desember 2015.

[2] Khasanah, uswatun. 2015. "kisah ashabul kahfi lengkap". (http://www.mediapusat.com/2015/04/kisah-ashabul-kahfi-lengkap.html). diakses pada tanggal 09 Januari 2016.


[3] Rafif, Muhammad. 2015. "Teori Relativitas Waktu Menurut Al-Qur'an".

[4] Chimot. 2009. “ASHABUL KAHFI : Teori Relativitas Einstein Dalam Al-Qur’an”. (http://penghalusnya.wordpress.com/2009/10/02/ashabul-kahfi-teori-relativitas-einstein-dalam-al-quran-2/, diakses pada tanggal 18 september 2015)

1 komentar:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus