Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari suatu kegiatan
ataupun aktivitas. Setiap hari kita
melakukan aktivitas yang mungkin tidak pernah ditinggalkan. Semua aktivitas yang ada dalam hidup ini
dilakukan agar hidup kita dapat bermakna, tidak hanya sekedar hidup. Kegiatan
manusia di dunia ini, seperti makan, minum, mandi, mencuci, memasak, tidur, dan
sebagainya. Aktivitas itu
tentunya cukup menguras tenaga dan membuat kita merasa lelah. Ketika lelah, kita membutuhkan yang namanya
istirahat, salah satunya dengan tidur yang cukup.
Tidur merupakan salah
satu kegiatan yang tidak pernah ditinggalkan. Setiap manusia pasti memerlukan
yang namanya tidur untuk kembali memulihkan kondisi tubuh dan menyegarkan otak
yang telah digunakan seharian. Di malam hari, seseorang tidur selama kurang
lebih 6 sampai 8 jam. Namun, di luar dari jam tersebut, adakah manusia yang
dapat tidur selama 300 tahun lebih tanpa pernah bangun? Dengan kehendak dan
kuasa Allah, hal itu tidaklah mustahil dan benar adanya.
Dalam
Al-Qur’an surah Al-Kahf ayat
9-26, Allah SWT. menyimpan sebuah kisah yang menceritakan hal tersebut. Tentang perjuangan beberapa pemuda beriman dalam menyeru
kebaikan. Mereka
adalah para pemuda yang diberi ilham dan petunjuk oleh Allah Ta’ala, yang dengan
keimanan sehingga mereka mengenal Allah dan mengingkari keyakinan kaum mereka
yang menyembah berhala. Mereka mengadakan
pertemuan untuk membicarakan masalah akidah yang disertai dengan perasaan takut
akan kekejaman dan kekerasan kaum mereka. Pemuda-pemuda tersebut hidup dalam suatu negeri yang
dikuasai oleh raja zalim yang tidak beriman. Setiap kali pemuda-pemuda tersebut
menyeru kaumnya untuk beriman kepada Allah, mereka selalu menolak dan menentang.
Sehingga para
pemuda tersebut berusaha melarikan diri dari para tentara yang syirik dan zalim
itu. Akan tetapi, mereka tetap berpegang teguh terhadap akidah yang dipegangnya.
Karena selalu ditindas dan didustakan oleh kaumnya sendiri,
Allah memerintahkan mereka agar bersembunyi di gua.“ …maka
carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan
sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam
urusan kamu” (QS. Al-Kahf
: 16)[1].
Dengan demikian para pemuda tersebut
bersama anjingnya masuk ke dalam sebuah
gua untuk bersembunyi. Dalam gua tersebut, terdapat sebuah lubang kecil yang
memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalamnya. Para pemuda tersebut begitu kelelahan
sehingga membuat mereka tertidur lelap di dalam gua. Ketika mereka bangun,
mereka merasa kelaparan dan berniat keluar dari gua tersebut untuk membeli
makanan. Setelah melihat situasi yang aman, merekapun keluar. Ketika hendak
membeli makanan, uang yang mereka gunakan untuk membayar sudah tidak laku lagi.
Ternyata tanpa mereka sadari zaman
yang ada telah berubah drastis, orang-orang telah berevolusi menjadi lebih
baik, pemimpin telah berganti, dan peradaban baru sudah didepan mereka. Pergantian itu tidak mereka sadari karena
ternyata mereka telah tertidur selama 309 tahun lamanya. “Dan mereka tinggal dalam gua tiga
ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)” (QS. Al-Kahf ayat 25).
Dalam Al-Qur’an, para pemuda ini diabadikan dengan sebutan, “Ashabul Kahfi” yang
berarti penghuni gua[2].
Kisah Ashabul Kahfi ini dapat kita
buktikan melalui fisika dengan adanya hubungan dengan teori relativitas. Teori
iniberbunyi: “Jika suatu benda, makhluk hidup, atau apa saja yang bergerak dengan
kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya) maka benda tersebut akan mengalami
dilatasi waktu”. Dalam Al-Qur’an surah Al-Kahf ayat
18 yang artinya: “Dan engkau mengira mereka tidak tidur, padahal mereka tidur;
dan kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu
kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan pasti kamu akan
dipenuhi rasa takut terhadap mereka”.
“…Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan
ke kiri…” dalam kandungan ayat tersebut berarti bahwa di dalam gua mereka bergerak
(digerakkan) dengan kecepatan tertentu[3].
Hal
ini dapat dibuktikan dengan menggunakan teori relativitas Einstein dengan bentuk
dilatasi waktu:
Dari penurunan rumus dilatasi waktu : Didapatkan:
Keterangan: t1 = selang waktu menurut orang
yang bergerak
t0 = selang waktu
menurut orang yang diam
V = kecepatan gerak benda
C = kecepatan cahaya
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu
menurut mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak). Dik: t0 = 1 hari, sedangkan
waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun = 109386 hari (tahun Qomariah 1
tahun = 354 hari) dan jika nilai t1 & t0 dimasukkan ke dalam
rumus:
V2 = 0,99999 C2
V = 0,999999 C
Berdasarkan
penjabaran tersebut, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati
kecepatan cahaya maka ini membutktikan bahwa peristiwa orang yang dapat tidur
300 tahun lebih tanpa pernah bangun benar-benar ada.
Dalam
surah Al-Kahf pun dijelaskan dalam ayat sebelas, yang berarti: “Maka Kami tutup telinga mereka
beberapa tahun dalam gua itu”. Telinga mereka ditutup karena apabila suatu
benda bergerak di atas kecepatan bunyi maka akan terjadi patahan gelombang (supersonic
fracture) yang menimbulkan ledakan suara yang luar biasa kuatnya, bahkan
mengakibatkan pecahnya kaca dan bangunan-bangunan. Gerakannya mendekati
kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan gelombang yang akan
menimbulkan ledakan suara. Hal itu
dilakukan oleh Allah kepada para pemuda tersebut untuk melindungi gendang
telinga mereka dari ledakan-ledakan
dan suara yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang begitu cepat[4].
Dengan
demikian, berdasarkan bukti-bukti yang telah dijelaskan, kita dapat menyimpulkan
bahwa dalam kehidupan nyata orang
yang dapat tidur di luar jam yang biasanya, yaitu dapat tidur selama 300 tahun
lebih tanpa pernah bangun benar adanya. Semua hal itu tidak mustahil terjadi dengan
adanya kehendak dan mukjizat dari Allah serta adanya teori fisika yang dapat
membuktikan peristiwa ashabul kahfi tersebut. Oleh sebab itu, sepatutnyalah
kita lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dan menjadikan
Al-Qur’an sebagai landasan hidup (Amel)
[1]
Aalfata.
2012. “Teori Relativitas Einstein dan Ashabul Kahfi Dalam Al-Qur’an”. (http://aalfata.blogspot.co.id/2012/08/teori-relativitas-einstein-dan-ashabul.html). Diakses tanggal 04 Desember 2015.
[2]
Khasanah, uswatun. 2015.
"kisah ashabul kahfi lengkap". (http://www.mediapusat.com/2015/04/kisah-ashabul-kahfi-lengkap.html).
diakses pada tanggal 09 Januari 2016.
[3]
Rafif, Muhammad. 2015. "Teori
Relativitas Waktu Menurut Al-Qur'an".
(http://babongpedia.blogspot.co.id/2015/01/teori-relativitas-waktu-menurut-al-quran.html, Diakses pada tanggal 07 Januari 2016).
[4]
Chimot. 2009. “ASHABUL KAHFI : Teori Relativitas Einstein Dalam Al-Qur’an”. (http://penghalusnya.wordpress.com/2009/10/02/ashabul-kahfi-teori-relativitas-einstein-dalam-al-quran-2/,
diakses pada tanggal 18 september 2015)
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapus