Suatu bangsa akan
menjadi besar jika generasi penerusnya memiliki karakter yang baik dan dimulai dengan
pembentukan karakter melalui proses pendidikan.[1]
Maraknya berbagai penyimpangan
perilaku yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, pelecehan
seksual, etika-etika yang mulai menipis, dan kurangnya rasa tanggungjawab, telah
manjadi konsumsi sehari-hari di media massa. Lebih mengkhawatirkan lagi kondisi
ini muncul di lingkungan pelajar dan seolah-olah mereka tidak mendapatkan
pendidikan karakter saat kegiatan belajar mengajar.
Hal ini menjadi masalah rumit
bagi bangsa Indonesia. Pendidikan dianggap sebagai jalan alternatif yang
bersifat preventif[2]
dan diharapkan mampu mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai
aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya
dan karakter bangsa. Karakter
bangsa Indonesia pada saat ini bisa dibilang
sudah sangat kurang karena sering sekali terjadi tindakan-tindakan kriminal
yang jauh dari norma agama, sehingga karakter yang tertanam dalam dirinya akan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi karakter yang buruk di
lingkungan mayarakat.
Pendidikan karakter adalah usaha untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation)
sehingga siswa mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi
kepribadiannya dan juga harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku
yang baik (moral action).[3]
Pendidikan karakter merupakan suatu
budaya yang harus ditumbuhkan atau di lestarikan dalam kehidupan sehari-hari,
karena pendidikan karakter akan membentuk sebuah karakter yang baik apabila dididik
dengan akhlak yang benar dan dibarengi dengan penanaman karakter sejak usia
dini. Apabila anak tersebut menginjak usia remaja, maka anak tersebut akan
memiliki karakter yang terdidik, bukan karakter yang tidak terdidik.
Pendidikan karakter memiliki arti
penting bagi sebuah kehidupan di masyarakat. Tanpa adanya pendidikan karakter, kemungkinan
karakter anak-anak bangsa kita saat ini akan hancur. Akan tetapi, kita patut
bersyukur karena saat ini telah banyak sekolah di luar sana yang telah menanamkan
pendidikan karakter pada siswanya sejak usia dini.
Ada beberapa nilai karakter yang
berlandaskan budaya bangsa diantaranya:
1. Religius
2.
Jujur
3.
Disiplin
4.
Kreatif
5.
Mandiri
6.
Rasa
ingin tahu
7.
Semangat
kebangsaan[4]
Adapun
penjelasan dari nilai karakter yang berlandaskan budaya bangsa yang di maksud
penulis adalah:
1.
Religius adalah sikap atau perilaku yang patuh dalam ajaran agama yang
dianutnya.
2.
Jujur adalah sikap yang selalu dapat dipercaya oleh orang lain baik dari
tindakan, perilaku, perkataan, dan pekerjaan.
3.
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan selalu patuh pada
berbagai peraturan yang telah ada.
4.
Kreatif adalah berpikir atau melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru yang telah dimiliki sebelumnya.
5.
Mandiri adalah perilaku yang tidak mudah bergatung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
6.
Rasa ingin tahu adalah suatu upaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang telah dipelajarinya.
7.
Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang
meletakkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentigan sendiri dan
kepentingan kelompok.
Solusi
yang baik agar bangsa ini memiliki pendidikan karakter yang baik adalah
sebaiknya para orang tua dan pemerintah harus lebih memperhatikan anak bangsanya
agar pendidikan karakter yang mereka dapatkan di sekolah tidak sia-sia.
Pemerintah juga harus bersikap lebih tegas, kepada guru-guru di sekolah dalam
mengajarkan pendidikan karakter kepada murid-muridnya.
Peran keluarga, lingkungan
masyarakat, dan kehidupan di sekolah sangatlah penting untuk membentuk karakter
pada siswa dan anak-anak. Jadi semua orang tua yang berada di lingkungan tersebut
harus bertindak secepat mungkin agar siswa atau anak-anaknya mendapatkan pendidikan
yang baik, bukan pendidikan karakter yang asal-asalan.
Terbentuknya karakter membutuhkan
proses yang begitu lama dan dilakukan secara terus-menerus, dan juga harus di
tanamkan sejak dini agar pendidkan karakter pada anak bisa lebih baik. Pembiasaan
juga dapat membentuk karakter pada anak, karena pembiasaan diarahkan pada aktivitas
tertentu, sehingga aktivitas itu menjadi berpola dan tersistem. Oleh karena itu,
penampilan, pembiasaan, dan sifat-sifat guru yang baik harus bisa di bawa oleh siswanya
agar menjadi teladan yang baik ke arah pembentukan karakter yang kuat.
Berdasarkan hal tersebut,
kita sebagai warga negara Indonesia harus saling membantu dalam menjaga pendidikan
karakter pada anak-anak bangsa Indonesia agar tidak mudah terpuruk, dan juga
agar pemuda bangsa Indonesia tidak memiliki karakter yang buruk di masa depan. (Nahwa)
[1]
Gobel, fariz. 2015. Kata-kata bijak
pendidikan karakter,(online), (http://www.katabijaklogs.com/2015/04/pendidikan-karakter.html,
diakses pada tanggal 10 November 2015 pukul 09.03 WITA)
[2]
Anonim. 2015. Pengendalian sosial,
(online), (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengendalian_sosial&veaction=edit&vesection=1,
Wikipedia diakses pada tanggal 10 November 2015 pukul 10.38)
[3]
Pribowo, Fachri. 2014. Menipisnya
pendidikan karakter, (online), (https://parapenuliskreatif.wordpress.com/2014/06/17/924/,
diakses pada tanggal 10 November 2015 pukul 09.13)
[4]
Aar. 2011. 18 nilai dalam pendidikan
karakter bangsa, (online), (http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/,
diakses pada tanggal 15 November 2015 pukul 21.40 WITA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar